Jakarta - Penumpang KRL Jabodetabek sebagai pengguna moda transportasi tersebut ikut andil dalam kurang memadainya pelayanan KRL. Mereka belum menjadi penumpang yang kritis, yang bisa memberikan tekanan kepada operator untuk memperbaiki pelayanan KRL.
"Masalahnya adalah, publik kita yang belum terdidik dan belum kritis sehingga tekanan terhadap regulator dan operator menjadi tidak efektif," kata pengamat transportasi Darmaningtyas dalam diskusi di Restoran Q'nudle, Jl Blora, Jakarta Pusat, Rabu (1/6/2011), malam.
Menurut Darmaningtyas, meski menumpang KRL setiap hari, para penumpang belum peduli dengan fasilitas yang disediakan PT KA. Kepedulian itu juga termasuk sikap untuk menjaga fasilitas KRL.
"Pengalaman saya naik KRL, saya melihat ada orang yang mengganjal pintu KA agar tidak bisa ditutup dan saya ingatkan, tapi penumpang lain malah diam saja," katanya.
Darmaningtyas mengatakan, yang harus ditekankan saat ini adalah kesadaran para penumpang terhadap fasilitas KRL. Pendidikan publik ini perlu supaya tekanan terhadap operator juga bertambah kuat, sehingga pelayanan KRL membaik.
"Kalau saya solusinya adalah kita harus melakukan gerakan konsumen yang tujuannya untuk edukasi konsumen sendiri. Komunitas KRL mania yang ada sekarang ini, saya rasa sudah cukup bagus, cuma mungkin keaktifan dan partisipasi ditambah lagi," lanjut dia.
Dalam kesempatan tersebut, organisasi pecinta KRL Jabodetabek yang dikenal dengan nama KRL Mania menyerahkan 7 rekomendasi kepada PT KA. Rekomendasi itu diharapkan dapat dijalankan PT KA tanpa menunggu pemerintah dalam hal ini Kemenhub dan BUMN.
Berikut ketujuh rekomendasi tersebut:
1. Informasi yang jelas dan mudah dibaca
2. Fasilitas kesehatan
3. Lampu penerangan di dalam gerbong
4. Info stasiun yang akan dilewati
5. Fasilitas khusus bagi penyendang cacat, wanita hamil, dan balita
6. Nama dan nomor urut kereta
7. Informasi gangguan perjalanan kereta api.[quote]
masalah yang gak henti hentinya di lingkungan masyarakat daerah jakarta dan sekitarnya.
hhuuftt..
semoga cepat direalisasikan semuanya oleh Kemenhub dan BUMN
ingat ingatt..
ojo lali cendolnya..
aus neh gann..