Visit Palembang Of Indonesia

• Palembang, kota terbesar kedua di Sumatra setelah Medan, pernah merayakan kursi kerajaan Sriwijaya kaya dan berkuasa, yang selama lebih dari tiga abad - dari 9 sampai abad 11 - memerintah tertinggi atas laut Sumatera sampai dengan dan termasuk strategis Selat Malaka.
  Sriwijaya kemudian dikenal sebagai pusat perdagangan kaya serta pusat pembelajaran Buddhis. Monks dari Cina, India dan Jawa yang digunakan untuk berkumpul di sini untuk belajar dan mengajar kata-kata Buddha. Dalam AD 671 kronik Cina menulis bahwa Rahib yang terkenal Cina, I Ching Lewi di Palembang selama enam bulan dalam perjalanan ke India. I Ching menulis bahwa ada lebih dari 1.000 biksu Buddha di kota dan disarankan biarawan Cina untuk belajar bahasa Sansekerta di Palembang sebelum melanjutkan ke India.
  

• Sementara raja-raja Sriwijaya tinggal di pedalaman pantai, rakyatnya tinggal di sepanjang sungai Musi yang lebar, mengoperasikan armada kuat dan sibuk di perdagangan emas, rempah-rempah, sutra, gading dan keramik dengan pedagang asing yang berlayar dari Cina, India dan Jawa. Pada tahun 1025, bagaimanapun, raja Chola di India Selatan mengirimkan armada ke Sumatra, menghancurkan kerajaan, yang menandai berakhirnya masa keemasan nya.
  Kemudian, Cina laksamana Cheng Ho, utusan kaisar Cina mengunjungi Palembang pada abad ke-15.
  

• Palembang juga dikenal dalam sejarah sebagai asal dari raja-raja Melayu yang diyakini telah turun ke bumi di Gunung Siguntang, sebelah utara Palembang.
  Hari ini, tidak banyak yang bisa dilihat dari zaman keemasan Sriwijaya, kecuali untuk bukti emas daerah perak dan songket tenun yang bertahan sampai hari ini, dan tarian agung dan kostum mewah.
  Ibukota Provinsi Sumatera Selatan, Palembang saat ini berkembang dari batubara, ditambang di sekitarnya dan dari perkebunan kelapa sawit. Sebagian besar penduduk masih tinggal di sepanjang sungai Musi yang lebar.
  Sungai Musi mempunyai sumber yang mendalam di pegunungan Bukit Barisan, jatuh ke bawah untuk mencapai dataran,dan sungai Komering, kemudian melebar ke sungai besar karena mencapai Palembang. Banyak anak sungai dan sungai yang membelah Palembang, telah menyebabkan kota ini pada waktu yang disebut 'The Venice dari Timur'.

• Ikon Palembang modern adalah Jembatan Ampera, yang dibuka untuk umum pada tahun 1965, yang mencakup luas sungai ini menghubungkan kedua sisi kota. Pemandangan dari sungai Musi dari sudut pandang ini sangat mempesona. Menonton perahu ramai di pasar terapung oleh Jembatan Ampera, sedangkan pada matahari terbenam pemandangan dengan banyak rumah panggung di kedua sisi Musi dan kuno berusia berabad-abad 'Cina toko-rumah, adalah kenangan yang akan diambil dalam film dan tidak mudah dilupakan.
  Utara jembatan Ampera, adalah Mesjid Agung atau Royal Masjid, dibangun tahun 1740 oleh Sultan Badaruddin I, dan baru-baru dikembalikan ke kejayaan. Wilayah ini pernah menjadi ibukota kerajaan Islam Melayu yang datang berakhir pada tahun 1825, ketika Sultan terakhir, Ahmad Najamuddin menyerah kepada Belanda dan dibuang ke Banda Neira.

• Tetapi Palembang tidak hanya tentang sejarah. Pada Malam Tahun Baru, puluhan disc jockey berkumpul di pusat kota untuk memberikan energi baru, sementara penenun songket tradisional dan pemahat kayu menghindar dari paparan trendi keras.

• Ketika di Palembang jangan lupa untuk mencoba pedas kukus ikan sungai dibungkus daun pisang, yang disebut brengkes, atau khusus Palembang, makanan yang paling disukai disebut pempek dicelupkan ke dalam saus cuka beraroma manis dan pedas.

wew, kapan2 ke Palembang ah

Enak Lhoo tinggal di palembang

ashollee wrote:

Enak Lhoo tinggal di palembang

emang pernah ke palembang ???

Gw aja tinggal dan dilahirkan dipalembang :p

gue kapan'' pengen jumpa ADMIn nya,, Kaya mana ya muka Nya ??

ganteng apa gk ??